Rabu, 25 Mei 2011

Mengenal Marjinal Lebih Dalam

Mengenal Marjinal Lebih Dalam
WAWANCARA DENGAN MARJINAL- agak klise, tapi bisa cerita bagaimana marjinal terbentuk?
Bob OI: Marjinal dibentuk 11 tahun yang silam, pada 22 Desember — bertepatan dengan Hari Ibu di kalender nasional. Sebelas tahun yang lalu, kite ketemu di sebuah kampus grafika di Jakarta Selatan. Awalnya, gue pengen kuliah, tapi makin lama semakin nggak tertarik. Apa yang dipelajari di kampus udeh kita kuasai, gue udah gape menggambar, bikin desain, demikian juga yang laen. Kebanyakan kita ketemu ngobrolin situasi di luar kampus, yang atmospherenya represif, nggak bebas mengeluarkan pendapat atau berekspresi. Lalu kita bangun sebuah jaringan namanya Anti Facist Racist Action (AFRA), yang terlibat adalah kawan-kawan yang mempunyai kesadaran melawan sistem yang fasis banget.
Kita gunakan media visual, lewat poster dari cukil kayu, baliho dan lukisan yang menggugah kesadaran generasi muda, untuk melawan sistem fasis yang diusung Orde Baru. Selain melakukan diskusi, penerbitan newsletter, dan aksi turun ke jalan… Kita secara kebetulan gape juga main musik. Ya, dengan modal gitar n jurus tiga kunci, kita maen musik, bikin lagu sendiri yang berangkat dari kenyataan hidup sehari-hari.
Mike Marjinal:Lalu kita namakan kelompok itu Anti Military. Dalam perkembangannya, Anty Military dipahami orang-orang sebagai sebuah band akhirnya… Padahal kita bukan anak band! Musik ini kan sebagai alat komunikasi kepada khalayak yang lebih luas, lebih asyik.. medium menyampaikan pesan dan jadi inspirasi untuk anak-anak di pergerakan ke depan, ketika melihat kenyataan kehidupan sosial-politik dikangkangi rejim yang fasis militeristik. Dari awal, kesadaran kita bukan sebagai anak band.
Setelah Harto digulingkan, kita melihat dimensi yang lebih luas lagi. Persoalannya bukan lagi rejim yang fasis dan rasis saja. Tapi lebih luas lagi… Negeri ini jadi negeri ngeri… Banyak tragedi, perang saudara, buruh-buruh diperas, dieksplioitasi, rumah sakit dan pendidikan begitu komersial, kereta-api sebagai sarana angkutan melayani orang seperti mengangkut binatang. So dari sistem yang fasis, anti demokrasi, terpusat dan korup.. kini menyebar ke sendi-sendi kehidupan bangsa. Kita lupa bagaimana para pejuang dulu mendirikan Indonesia sebagai sebuah nation. Indonesia kan didirikan sebagai kesatuan dari tekad para pemuda yang beragam suku, agama, latar belakang sosialnya itu bersatu membangun sebuah nation! Lalu kita ganti nama, dari Anti Military jadi Marjinal. Kisahnya, ketika Mike dapat nama Marjinal, dia terinspirasi oleh nama pejuang buruh perempuan yang mati disiksa militer,” Marsinah..Marsinah… MARJINAL” Kata Marjinal sendiri waktu itu kan belum banyak dipakai untuk menjelaskan posisi orang-orang pinggiran.
- marjinal mengangkat beragam isu sosiopolitikdalam lirik kalian. Bisa cerita
apa misi kalian sebagai band?

Mike Marjinal: Lagi-lagi harus kukatakan dari lubuk hati yang dalam, cieee: “Kita bukan anak band”. Sejak kita membangun AFRA kita memang punya kesadaran melawan sistem politik kotor di negeri ini, khususnya melawan ideologi fasis militeristik rejim Orba. Sejak menjadi Marjinal, kita kembali ke tengah masyarakat, belajar dari keseharian mereka sekaligus jadi inspirasi bagi lagu-lagu yang kita ciptakan. Lirik-lirik iitu kan mengangkat persoalan tetangga, kawan dan masyarakat kita. Kita cuma asal comot apa yang menjadi gelisahkan. Kita cuma jadi cermin, yang merefleksikan segala yang dirasakan masyarakat. Kita selama bertahun-tahun, di kolektif TaringBabi, hidup di tengah kampung Setu Babakan. Awalnya, mereka was-was melihat penampilan kita yang sangar, tapi lama kelamaan masyarakat merasa senang, karena kita ikut gotong-royong, membuat acara Agustusan, workshop sablon dan segala keterampilan cetak-mencetak. Setiap hari, puluhan anak-anak punk dari daerah mana aja datang ke TaringBabi, tapi masyarakat tidak lagi was-was. Pernah gue dengar ibu-ibu bilang,”Anak-anak itu rambutnya aja yang aneh, tapi hatinya baek….” Ibu-ibu juga nggak takut melihat tato, yang penting hatinya kagak bertato!
Dari sini kita kan bisa melihat hidup yang berwarna-warni, kita rayakan perbedaan dengan damai. Band Marjinal itu kan salah satu usaha kita berkomunikasi dengan masyarakat. Album atau kaset yang kita rilis secara indie juga diniatkan untuk membangun komunikasi. Kita nggak nyangka, Marjinal didengar sampai Pulau Siladen nun jauh di Sulawesi Utara sana. Ketika kita diundang main untuk scene punk Manado, kawan-kawan dari Kotamubagu datang, itu kan letaknya di pedalaman. Bayangkan, mereka datang jalan kaki. Ketika ketemu gue, ada yang langsung buka baju memperlihatkan tato bertuliskan Marjinal. Gue terharu, sekaligus bangga dengan semangat persekawanan ini…
Bob OI: Kita maen di mana aja, tidak untuk scene punk doang. Acara ulang tahun, perkawinan, peluncuran buku… Bahkan Mike sering bilang, acara apa pun kita main, ini ruang untuk berkomunikasidan silaturahmi, memperluas kesadaran kita sebagai nation, usaha kita saling belajar dan bekerja sama-sama. Pernah seorang guru, namanya Pak Sukri, dari STM YZA, Ciawi nyari-nyari alamat kita, nyasar ke sana-kemari, niatnya mengundang kita main untuk acara sekolahnya, karena murid-muridnya minta Marjinal main untuk acara perpisahan. Ditawari band lain, mereka nggak mau. Sebelum main, kita selalu membuat work-shop cukil kayu (wood cut). Mereka sangat antusias mencetak kaos polos dengan desain cukil kayu. Kalau ada waktu, kita bisa main di mana saja, asal kebebasan kita enggak dibelejeti. Karena dari kebebasan itu kita ada. Kebebasan yang mengatur diri kita sekaligus respect dengan kebebasan orang lain.
- Arti punk buat kalian?
Bob OI: Kita bikin desain kaos: Pemuda Urakan Nan Kreatif (PUNK). Ya, itulah tafsir kita untuk punk walau kata itu muncul pertama di Inggris dari sebuah karya William Shakespeare, The Marriage of Lady Windsor .Sebagai sub-kultur, Punk berkembang tahun 80-an. Punk sebagai gerakan mengunggulkan rasa toleransi dan kebebasan. Punk, sebagai sang pemula, yang pertama meneriakkan ketidakadilan dan perlawanan terhadap sistem yang korup.
-Apa arti menjadi politikal bagi kalian?
Mike Marjinal: Berusaha terlibat dengan realitas, melawan sistem yang korup, dan berusaha melakukan perubahan yang lebih baik dari hal yang terkecil, teman, keluarga, tetangga, dst.
-bagaimana kalian menjalankan etos dan prinsip yang tumbuh dan berkembang alam punk rock seperti konsep D.I.Y hingga beragam bentuk kesadaran sosiopolitikal dalam keseharian baik secara personal maupun sebagai band?
Mike Marjinal: Do It Yourself itu kan sesuatu yang ideal, sehingga kita mampu berjalan di kaki sendiri, nggak tergantung dengan sistem yang nggak berkeadilan. DIY, sebenarnya kan sudah ada dalam etos perlawanan dalam budaya kita. Suku Samin di Jawa Tengah dan sekitarnya itu sudah DIY, membuat peradabannya sendiri ketika daerah-daerah lain ditindas kolonial Belanda. Mereka menanam benih, memanen dan membuat rumah secara bersama untuk kebutuhan bersama. DIY harus dilihat dalam konteks seperti itu di sini. Kita kan nggak harus copy-paste DIY yang ada di England sono, yang ditafsirkan hanya anti ini dan anti itu. Menurut gue sih, DIY itu bertolak dari Kebebasan. DIY itu bukan aturan dan aturan, seperti menolak media mainstream, TV, sponsor, dlsb. Semua hal harus dilihat hubungan sebab dan akibatnya, bukan cuma slogan anti ini dan anti itu: anti TV nasional sini tapi nongol di TV asing dengan alasan solidaritas internasional. Ini sih cipoa! Gue prihatin dengan kondisi kayak gini. Sudah lama scene punk nggak pernah mendiskusikan hal-hal yang mendasar seperti ini. Ayo kita bicara, dengan argumen yang cerdas. Tahun lalu, sebuah televisi swasta nasional meminta Marjinal sebagai nara sumber untuik sesi acara bertajuk Punk. Kru TV datang ke kita, bertanya ini dan itu dan membuat liputan kegiatan sehari-hari di kolektif TaringBabi. Ya, kita menerima dengan terbuka dan apa adanya. Tapi sebelum acara itu ditayangkan, Marjinal disembur fitnah yang keji, dianggap tidak DIY karena bekerjasama dengan media mainstream…Blaut! Kita jadi narasumber bukan untuk promosi album atau ngomong tentang isi perut band, tidak! Jadi, semua itu harus dilihat konteksnya, hubungan sebab dan akibatnya. Kalau kita kerja kita dapat duit, tapi kalau kita diundang main band, coba aja tanya yang ngundang, kita nggak pernah memberatkan tuan rumah. Paling-paling cuma dapet ongkos balik, sekedar makan-makan bareng sedunia ha..ha..ha..
Selama ini, kita hidup bukan dari band. Kita bertahan hidup dan menjalankan aktivitas dari karya yang kita jual. Desain, sablon kaos, kaset,atau nyari duit di luar. Gue kadang ngajar atau dapat kerjaan menggambar di sekolah-sekolah. Gue melukis potret. Ableh selain nyablon juga ngojek. Begitulah kenyataannya… Lagi-lagi harus ogut bilang, “Kite bukan anak band”
-pandangan akan kondisi obyektif scene punk rock lokal sekarang?
Bob Oi: Ada yang hilang dalam scene punk sekarang: diskusi. Dulu kan sempat banyak zine yang terbit, sekarang terbit tempo-tempo dan banyak nggak terbitnya, kalau pun terbit materi tulisannya adalah tulisan-tulisan yang lama, itu pun sebagian besar hasil terjemahan dari zine luar, ya… masih copy-paste!
Implikasinya scene punk nggak pernah belajar mendiskusikan persoalan-persoalan yang mendasar, misalnya tafsir tentang DIY di Indonesia dalam konteks sekarang ini. Scene punk masih bergairah dengan fashion-nya, itu yang kenceng… Padahal itu kan semua simbolis sifatnya, yang harus diungkap menjadi sebuah pengalaman dan kesadaran. Kenapa rambut mohawk ala Indian, misalnya, itu suatu bentuk solidaritas terhadap suku Indian di Amerika yang tertindas dan termarjinalkan. Mengapa punk pakai sepatu boot… Itu suatu perlawanan terhadap militer, kita pakai atribut sepatu boot untuk nginjek lumpur jalanan pasar, ngebersihin got, nginjek tokai! Yang kayak-kayak gitu belum dipahami… Orientasi punk di sini masih sebatas ngeband, main musik, ngobrolnya atau gosip=gosipnya pun masih seputar itu. Punk rock itu genre musik titik. Sedangkan punk adalah way of life, yang ngebentuk karakter kita untuk terus melawan terhadap sistem yang nggak berkeadilan dan mandiri: Pemuda Urakan Nan Kreatif, yang mengedepankan kesetaraan, menolak hirarki. Jadi nggak ada senior dan junior dalam scene punk. Semua bisa saling belajar. Bukan saling menindas, dengan melarang ini dan itu. Tidak ada polisi dalam scene punk. Kalau punk penuh aturan dan aturan yang memblejeti kebebasan… Gua orang pertama yang menyatakan diri bukan punk! Mendingan jadi nelayan di Cilincing mancing ikan di tengah laut, nggak ada yang ngelarang!
-Seberapa besar ekspektasi kalian bahwa musik kalian bisa membawa perubahan alam masyarakat?
Mike Marjinal: Harapan terhadap perubahan yang diekspresikan lewat musik selalu menggelora di jiwa kita. Ketika sistem yang menindas dan korup ini merajalela, orang-orang kan selalu gelisah mencari katup pembebasan, minimal lewat musik yang didengar nyangkut di hati menjadi inspirasi untuk perubahan hidup yang lebih baik. Semua itu menjadi kesadaran yang ngasih energi, daya hidup, agar tetap survive di tengah negeri ngeri ini, dan bangkit untuk memperbaiki apa yang rusak atau selesai dalam diri kita, rumah dan lingkungan kita. Musik membentuk karakter individu yang kuat, memimpin dirinya atau rumahtangga/lingkungannya melakukan perubahan. Dari individu-individu berkarakter inilah akan dihasilkan kolektif yang kuat saling berbagi dan menolong yang lemah atau miskin. Kemiskinan kita kan tidak alamiah. Bayangkan Indonesia kan kaya, tapi kenapa kita miskin? Karena individunya lemah. Kita terlalu asyik bergerombol nonton orang ngeduk kekayaan Indonesia, kita lebih senang ongkang-ongkang dapat komisi 10 persen, yang kemudian diributkan. Hentikan itu semua! Ayo, kerja! Kalau kita kerja, niscaya karakter kita kuat! Sukarno dulu sering bicara tentang Berdikari, berdiri di kaki sendiri. Jauh sebelum DIY dikumandangkan di England sono!
Marjinal peduli dengan nation ini. Kita berusaha menulis lirik dalam bahasa Indonesia, karena kita peduli dengan nation ini, ingat Sumpah Pemuda. Awalnya, banyak yang mencibir, kok band punk liriknya pake bahasa Indonesia! Musik bagi kita kan salah satu jalan untuk berkomunikasi. Liriknya harus dipahami orang Indonesia dong. Musiknya boleh aja gado-gado, mau gambang kromong kek atau pake calung seperti Punk Lung dari Cicalengka, itu sangat kreatif, Atau terpengaruh geberan band-band punk sono, tapi lirik harus bahasa Indonesia walaupun nggak harus benar dan baik seperti yang dislogankan pemerintah. Musik itu selain enak didengar, untuk senang-senang tapi harus punya tujuan yang jelas yang diungkapkan lewat pesan yang memberi inspirasi untuk masyarakat. Kita meniru jejak Benyamin S. Semangat bang Ben serta perjuangannya, kita ambil. Terlepas genre musiknya, Benyamin.S bisa dibilang punk sejati.
-Selain lewat musik apa aksi konkrit kalian untuk mengaplikasikan lirik dan esadaran sosiopolitik yang kalian sampaikan?
Bob OI: Aksi kongkrit kita, ya lebih dekat dengan masyarakat dengan membuka ruang-ruang kreatif: bikin workshop cukil kayu di gigs, ikut aktif dalam kegiatan gotong-royong. Bikin pelatihan keterampilan sablon, creative-writing, teater, melukis dan berpameran di ruang-ruang publik dan sekolah. Selain membuka ruang dialog dengan memaksimalkan media audio-visual, kayak bikin film pendek tapi bukan pendek pikiran lho.. he..he…he… Semua itu sebagai langkah awal untuk berdialog dengan masyarakat. Tujuannya bukan cuma hal yang politis doang, kita belajar, berkarya, dan bekerja sama-sama. Sehingga masyarakat terlibat dalam proses kreatif kita!
-Bagimana masyarakat disekitarnya memandang dan menerima kalian?
Mike Marjinal:Masyarakat, terutama ibu-ibu, sayang banget ama Marjinal. Kalau kita bikin acara, ibu-ibu di Gang Setia Budi, Srengsengsawah yang bantuin masak-masak. Ibu-ibu pun latihan bina vokalia bareng kita untuk kegiatan panggung Tujuhbelasan. Anak-anak muda mulai belajar nyablon, bikin tato temporer atau bikin distro di sekitar danau Setu Babakan, daerah tujuan wisata lokal itu karena di sono ada wisata perkampungan Betawi.
Bob OI: Pernah sekali gue bawa ransel gede lewat gang mau ke jalan raya. Ada yang nanya mau kemana, tiba-tiba mood becanda gue kumat,”Saya mau pindah, Bu! Kebetulan nih mau pamitan sekalian…” Ibu itu langsung protes: gue nggak boleh pindah rumah, karena dia demen ngeliat keberadaan punk di Gang. Setiabudi. Dia langsung narik-narik ransel gue sambil mau nangis. Akhirnya, gue nggak tega, gue bilang sebenarnya isi tas itu cuma kaos-kaos yang mau didistribusikan ke distro-distro, si ibu pun baru bisa ketawa… Begitulah, kita banyak berhutang budi dengan masyarakat di sana. Ada Babak Jaya yang sudah kami anggap orangtua, ada Pak Maman yang punya kontrakan yang ngasih kebebasan menggunakan rumah itu untuk aktifitas work-shop anak-anak muda, ada anak-anak TK dan SD yang datang tiap sore latihan main jimbe, ada tamu-tamu dari Jerman seperti Mash mahasiswi antropologi Humbolt University, Berlin yang sedang bikin penelitian tentang komunitas punk di Indonesia, atau tamu dari Amerika, Kanada, Prancis, dan tamu-tamu silih berganti kawan-kawan street punk atawa punk kentrung dari Kali Pasir, Jembatan Lima, Kota, Senen, Manggarai, Matraman, Blok M, Meruya, yang datang tukar cerita setelah seharuian ngamen atau kawan-kawan scene punk dari daerah: Porong, Mojokerto,Malang, Blitar, Sukabumi, Bandung, Indramayu, Makasar, Manado, Medan, Pontianak, Ambon, Lampung, Palembang, Batam, sampai Sorong-Papua.
- ada informasi tambahan, rencana kedepan atau proyek lain?
Mike Marjinal: Setelah tour silaturahmi maen di beberapa kota tahun ini: Makasar, Manado, Kotamubagu, Pulau Siladen, Sukabumi, Bali, Cirebon, Bandung, Jampang dan beberapa gigs di pelosok Jakarta, kita sekarang mempersiapkan ngegarap album kelima, masuk studio rekaman di rumah kediaman almarhum Pramoedya Ananta Toer, yang kebetulan cucunya, Adit, adalah drumer Marjinal. KIta juga lagi bergerak berkarya, bikin cukil kayu (wood cut), selama ini karya yang udah banyak tersebar itu akan dipamerkan bulan November di Galeri Nasional, Bentara Budaya Kompas dan Galeri Inisiatif Independent yang diorganisir budayawan Taufik Rahzen. Dateng ya ke pameran ntar… Ada work-shop segala, pokoknya mantrapsss! Selama sebulan bikin pameran di tiga tempat sekaligus!!!! Habis kita kelamaan moloooorrr, sekarang ayo bangun! Banguuuunnn! Mantraps!!!!!

Lirik MARJINAL - PARTAI MARJINAL



NYATAKAN SEJUJURNYA

Nyatakanlah sejujurnya selagi kita punya rasa
Nyatakanlah senyata-nyatanya selagi kita memang punya
Serulah seru masa depan
Tak perlu ragu tak perlu bimbang
Terjanglah terjang segala rintangan
Yang membuat kita tak berkembang
Yang cuma buat grakan jalan-jalan
Nyatakanlah…. Nyatakanlah sejujurnya
Nyata nyatakanlah, bahwa kita adalah kita
I’m me just me, I wanna be free
Setiap manusia punya hak yang sama
Menentukan sejarah dan nasibnya
Dalam bersikap bekerja dan berkarya
Sesuai cita dan rasanya
Kesempatan milik bersama!


HUKUM RIMBA

Hukum adalah lembah hitam tak mencerminkan keadilan
Pengacara juri hakim jaksa masih ternilai dengan angka
Uang !
Hukum telah dikuasai oleh orang2x ber-uang
Hukum adalah permainan tuk menjaga kekuasaan
Maling2x kecil dihakimi
Maling2x besar dilindungi
Hukum adalah komoditas barangnya para tesangka
Ada uang kau kan dimenangkan tak ada uang kau say good bye
Beybe !
Dimanakah adanya keadilan bila masih memandang golongan
Yang kuat selalu berkuasa yang lemah pasti merana


DARAH JUANG

Disini negri kami tempat padi terhampar
Samudranya kaya raya, tanah kami subur tuhan
Dinegri permai ini berjuta rakyat bersimbah luka
Anak buruh tak sekolah, pemuda desa tak kerja
Mereka dirampas haknya, tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Tuk membebaskan rakyat
Padamu kami berjanji


PARTAI

Pada suatu pesta, pesta demokrasi rakyat
Banyak tengkulak berebut massa rakyat
Ngemeng sana ngemeng sini curi simpati
Tebar janji tebar mimpi sok peduli
Tapi sayang disayang setali tiga uang
Dari dulu hingga sekarang pintarnya ngarang
Janji tinggalah janji yang penting dapat posisi
Soal rakyat biar ngurus dirinya sendiri
Heran…. Heran….. kebelinger
Apapun nanti siapapun nanti yang kan mewakili
Ingat gaung janji yang pernah kau tawari
Jangan nanti belaga gila tutup mata tutup telinga
Air susu dibalas air tuba
Par…tai…. Par…tai…..


RAKYAT MERDEKA

Satukanlah dirimu semua
Seluruh rakyat senasib serasa
Susah senang dirasa sama
Bangun bangun segera
Satukanlah berai jemarimu
Kepalkanlah dan jadikan tinju
Bara luka jadikan palu
Tuk pukul lawan tak perlu meragu
Jangan mau di tindas
Jangan mau di peras jiwa dan pikiran kita
Tuk hari esok yang lebih baik
Pasti menang harus menang
Rakyat berjuang
Pasti menang harus menang
Rakyat merdeka
Hari terus berganti
akankah kalah lagi
Sang penindas harus pergi
Tuk hari esok yang lebih baik
MARI BELAJAR
25 jigo 25 jigo, jadi 100
Pak haji disco, pak haji dosco kolornya putus
Harga sembako, harga sembako woy! Naik terus
Mari belajar bersama
Tuk membangun dan menata lingkungan kita kembali
Mari bekerja bersama
Tanpa ruas tanpa batas tuk merangkai mata rantai hubungan sesama manusia
Mari berkarya bersama tuk menggapai wajah dunia yang mewakili kita semua
Yang sesungguhnya semuanya itu
Mau tak mau dari kita oleh kita, kita buat rasakan bersama
Kita ini anak merdeka belajar hidup untuk buat berkarya
Kita ini anak merdeka belajar hidup buat untuk bersama
Mari belajar mari kita berkarya
Mari kita bekerja belajar berkarya untuk bersama

Lirik MARJINAL - Anti Military

DEMONSTRASI

Rakyat demonstrasi dipukul diinjak dan ditembak
Rakyat demonstrasi tuk menghancurkan tirani
Rakyat demonstrasi tuk menegakkan demokrasi
Demokrasi mati!


LAWAN DAN MENANG

Rakyat ditindas diam
Rakyat diperas diam
Rakyat disiksa diam
Rakyat ditembak diam
Janganlah diam ditindas
Lawan lawan dan menang
Rakyat turun kejalan tuk melawan
Rakyat bersatu melawan penindasan
Rakyat rebut kedaulatan
Rakyat rebut kemerdekaan


PEMBEBASAN

17 agustus tahun 45
Katanya hari kemerdekaan kita
Ternyata tidak kita dijajah
Rakyat dihadapi moncong senjata
Dijajah
Skali dijajah tetap dijajah
Selama rakyat masih ingin dijajah
Ayo lawan lawan lawan hancurkan
Sgala sistem penindasan
Buruh tani mahasiswa kaum miskin kota
Bersatu padu rebut demoktasi
Gegap gempita dalam satu suara
Demi tugas suci yang mulia
Hari2x esok adalah milik kita
Terbebasnya masyarakat pekerja
Terciptanya tatanan masyarakat
Demokrasi sepenuhnya
Marilah kawan mari kita kabarkan
Ditangan kita tergenggam arah bangsa
Marilah kawan mari kita nyanyikan
Sebuah lagu....tentang pembebasan


TEROREZIM

Kami marah menyaksikan darah saudaraku
Yang tertumpah dikaki tanah mereka sendiri
Kami marah menemukan kawanku
Yang terkubur tanpa kain kafan dan terkoyak
Kami marah melihat saudaraku
Yang tertindas dihalaman rumah ladang sendiri
Lawan lawan lawan hancurkan


AKU BENCI

Aku benci polisi
Aku benci tentara
Aku benci penjilat
Benci fasis, benci rasis
Aku benci anjing2x KAPITALIS!!


REVOLUSI

Bergerak dan bersatu
Menuju nusantara baru
Singsingkan lengan baju
Singkirkan semua musuh2x
Rakyat pasti menang
Melawan penindasan
Rakyat kita pasti akan menang
Rakyat pasti menang
Rebut kedaulatan
Rakyat kita pasti akan menang
Revolusi Sampai menang


BULLSHIT POLISI

Gue ditangkep polisi
Gue ditendang polisi
Gue ditembak polisi
Karena gue demonstrasi
Gue ditembak polisi
Gue ditangkep polisi
Gue yang bayar polisi
Karena gue demonstrasi
Bullshit polisi
Katanya demokrasi
Bullshit polisi
Penjaga biang korupsi


POLISIALAN

Kerjaannya mukulin rakyat demonstrasi
Kerjaannya nembakin rakyat demonstrasi
Kerjaannya nendangin rakyat demonstrasi
Kerjaannya nangkepin rakyat demonstrasi
Polisi sialan


DE INTERNASIONALE

Bangunlah kau kaum tertindas
Bangunlah kau kaum yang lapar
Jangan mau dijajah
Jangan mau ditindas
Gerak melawan uantuk bebas
De internasionale pastikanlah didunia
Seluruh rakyat senasib serasa
Susah senang dirasa sama
Hancurkan adat dan faham tua
Dunia sudah berganti rupa
De internasionale pastikanlah didunia
Bangkitlah kau kaum tertindas
Bangkitlah kau kaum yang lapar
Perjuanagn penghabisan
Bangkitlah kau tuk melawan


HINA DINA

Hina dina kulit dibeda2xkan
Hina dina mata dimasalahkan
Hina dina agama diadu domba
Jangan didengar
Jangan didukung
Jangan dibudayakan
Hina dina bahasa dihina2x
Hina dina suku diolok2x
Hina dina ras dibeda2xkan
Kita satu rakyat tertindas
Kita semua rakyat tertindas
Ayo lawan para penindas


MILITERISME ANJING TAI KUCING

Indonesia negri berdarah
Berbagai macam peristiwa
Banyak rakyat yang ditembaki
Untuk tegaknya demokrasi
Ambon Aceh dan Timor leste
Serta tragedi yang lainnya
Sudah banyak saudara kita
Yang jadi korban demi harta
Tragedi semanggi tragedi trisakti
tragedi 27 juli
Peristiwa lampung peristiwa tj.priok
Peristiwa malari banyuwangi
Sampai kapan ini terjadi
Dijajah bangsa sendiri
Mari kita rapatkan barisan
Tuk melawan penindasan
Tentara keparat
Aparat bangsat
Militerisme anjing tai kucing


DARAH JUANG

Disini negri kami
Tempat padi terhampar
Samudranya kaya raya
Tanah kami subur tuhan
Dinegri permai ini
Berjuta rakyat bersimbah luka
Anak buruh tak sekolah
Pemuda desa tak kerja
Mereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Tuk membabaskan rakyat
Padamu kami berjanji